Audit Sistem Informasi
AUDIT TEKNOLOGI SISTEM INFORMASI #
PENULISAN
AUDIT SISTEM INFORMASI
Nama : Mohamad Yudana H.
NPM : 16114768
Mata Kuliah : Audit Teknologi Sistem Informasi #
Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer dan
Teknologi Informasi
Universitas
Gunadarma
A. Pengertian
Audit Sistem Informasi
Audit merupakan sebuah kegiatan yang melakukan pemeriksaan untuk menilai dan mengevaluasi sebuah aktivitas atau objek seperti implementasi pengendalian internal pada sistem informasi akuntansi yang pekerjaannya ditentukan oleh manajemen atau proses fungsi akuntansi yang membutuhkan kemajuan. Proses auditing telah menjadi sangat rapi di Amerika Serikat, khususnya pada bidang profesional accounting association. Akan tetapi, baik profesi audit internal maupun eksternal harus secara terus menerus bekerja keras untuk meningkatkan dan memperluas teknik, karena profesi tersebut akan menjadi tidak mampu untuk mengatasi perkembangan dalam teknologi informasi dan adanya tuntutan yang semakin meningkat oleh para pemakai informasi.
Meskipun berbagai macam tipe audit dilaksanakan, sebagian besar audit menekankan pada sistem infromasi akuntansi dalam suatu organisasi dan pencatatan keuangan dan pelaksanaan operasi organisasi yang efektif dan efisien.
Secara garis besar perlunya pelaksanaan audit dalam sebuah perusahaan yang telah mempunyai keahlian dalam bidang teknologi informasi yaitu antara lain: Kerugian akibat kehilangan data, kerugian akibat kesalahan pemrosesan komputer, pengambilan keputusan yang salah akibat informasi yang salah, kerugian karena penyalahgunaan komputer (Computer Abused), Nilai hardware, software dan personil sistem informasi, dan terakhir pemeliharaan kerahasiaan informasi.
B. Audit
Sistem Informasi Menurut Para Ahli
Para Ahli
mengemukakan pandangannya terhadap pengertian dari Audit Sistem
Informasi, diantaranya :
Informasi, diantaranya :
1)
Alvin A. Arens dan James K.Loebbecke
"Auditing is the accumolatuin and evaluation of evidence about information to dtermine and report on the degree of correspondence between the information and establishe criteria. Examining ought to be finished by a skillful autonomous individual".
"Auditing is the accumolatuin and evaluation of evidence about information to dtermine and report on the degree of correspondence between the information and establishe criteria. Examining ought to be finished by a skillful autonomous individual".
Mengacu pada definisi diatas maka audit ialah pengumpulan dan evaluasi terhadap bukti untuk menentukan derajat kesesuaian anatar informasi dan criteria yang telah ditetapkan. Hal ini berarti dalam pelaksanannya evaluasi dilakukan mengacu pada sejumlah criteria tertentu untuk menentukan derajat kinerja yang telah dicapai.
2)
Ron Weber (1999)
"SI Auditing is the process of collecing and evaluating evidence to determine whether a computer system safeguards assets, maintains data integrity, allows organizational goals to the achieved effectively and uses resources efficiently".
"SI Auditing is the process of collecing and evaluating evidence to determine whether a computer system safeguards assets, maintains data integrity, allows organizational goals to the achieved effectively and uses resources efficiently".
Seperti halnya didefiniskan diatas bahwa audit
SI ialah proses mengumpulkan dan mengevaluasi fakta untuk memutuskan apakah
sistem komputer yang merupakan aset bagi perusahaan terlindungi, integritas
data terpelihara, sesuai dengan tujuan organisasi untuk mencapai efektifitas
dan efisiensi dalam penggunaan sumber daya.
C. Jenis-Jenis
Audit Sistem Informasi
Menurut Webber, R.
(2001), ada beberapa jenis-jenis dalam audit
sistem informasi, yaitu sebagai berikut:
1)
Audit Secara Bersamaan (Concurrent Audit)
Auditor
merupakan anggota dari tim pengembangan sistem, mereka membantu tim dalam
meningkatkan kualitas dan pengembangan untuk sistem spesifikasi yang mereka
bangun dan akan diimpilakasikan.
2)
Audit Setelah Implementasi (Post
Implementation Audit)
Audito
membantu organisasi untuk belajar dari pengalaman pengembangan dari sistem
aplikasi. Mereka mengevaluasi apakah sistem perlu dihentikan, dilanjutkan atau
di modifikasi.
3)
Audit Umum (General Audit)
Auditor
mengevaluasi kontrol pengembangan sistem secara keseluruhan, memberi opini
audit tentang pernyataan keungan ataupun tentang keefektifitasan dan
keefisienan sistem.
D. Klasifikasi
Auditor
Audit
yang dilaksanakan sesuai tipe perusahaan yaitu opersional,n compliance,
pengembangan sistem, internal control, financial, dan kecurangan audit. Empat
jenis auditor yang dilibatkan dalam menyelenggarakan audit yang di list adalah:
1) Internal
auditor adalah karyawan perusahaan, yang pada umumnya melaksanakan compliance,
operasional, pengembangan sistem, pengawasan intern, dan kecurangan audit.
2) Eksternal
auditor adalah akuntan publik independen yang ditugaskan oleh perusahaan,
secara khusus melaksanakan audit keuangan. Dalam berbagai macam audit keuangan,
eksternal auditor dibantu oleh internal auditor. Akan tetapi, auditor eksternal
yang bertanggung jawan untuk menegaskan kewajaran laporan keuangan.
3)
Government
auditor melaksanakan pemenuhan audit atau menguji laporan perusahaan atas
pengawasana yang menyangkut para pegawai pemerintahan. Sebagai contoh,
pemeriksa bank pemerintahan melaksanakan audit bank, auditor yang ditugaskan
oleh auditor negara yang umumnya melaksanakan audit daerah dan para pegawai
pemerintah.
4)
Fraud
auditor, mengkhususkan dalam menyelidiki kecurangan dan bekerja secara tertutup
dengan internal auditor dan pengacara. Fraud examminer misalnya : kesatuan FBI penyelidikan
kecurangan, perusahaan besar akuntan publik, IRS, dan perusahaan asuransi.
E. Tujuan
Audit Sistem Informasi
Tujuan
audit sistem informasi dapat dikelompokkan ke dalam dua aspek utama, yaitu:
1) Conformance(Kesesuaian)- pada kelompok
tujuan ini audit sistem informasi difokuskan untuk memperoleh kesimpulan atas
aspek kesesuaian, seperti Confidentiality (kerahasiaan), Integrity
(integritas), Availability (ketersediaan), dan compliance (kepatuhan).
2) Berikutnya adalah
Performance(Kinerja)- pada kelompok tujuan ini audit sistem informasi
difokuskan untuk memperoleh kesimpulan atas aspek kinerja, yaitu :
effectiveness (efektifitas), efficiency (efisiensi), reliability (kehandalan).
Beberapa objek yang menjadi
tujuan audit adalah meliputi:
a)
Perlindungan Aset (Asset Safeguarding)
Aset SI didalam organisasi
adalah Hardware, Software, fasilitas, user (knowledge), file data, dokumentasi
sistem dan persediaan barang. Sebaiknya semua aset harus dilindungi oleh sistem
pengendalian internal.
b)
Integritas Data (Data Integrity)
Integriti data ialah konsep
dasar didalam audit SI. Data terdiri dari atribut-atribut yang berisi:
kelengkapan, dapat dipercaya, bersih dan benar. Jika integritas data tidak
dipelihara, maka organisasi tidak akan mendapatkan represntasi data yang benar
untuk suatu aktifitas, akibatnya organisasi tidak dapat berkompetisi.
c)
Efektivitas Sistem (System Effectiveness)
Audit efektivitas sering
dilakukan setelah sistem berjalan untuk beberapa waktu. Manajemen membutuhkan
hasil audit efektivitas untuk mengambil keputusan apakah sistes terus
dijalankan atau dihentikan sementara untuk proses modifikasi.
d)
Efisiensi Sistem (System Efficiency)
Efisiensi SI dilakukan
dengan cara menggunakan sumber daya minimum untuk menyelesaikan suatu tujuan
objek. Variasi sumber daya terdiri dari mesin, waktu, peripheral, S/W sistem
dan pekerja. Tujuan dari perlindungan aset, integritas data, efektivitas sistem
dan efisiensi sistem dapat dicapat dengan baik jika manajemen organisasi
meningkatkan sistem pengendalian onternalnya.
F. Manfaat
Audit Sistem Informasi
Beberapa manfaat dari audit sistem informasi diantaranya :
· Untuk Meningkatkan perlindungan atas aset TIK
lembaga pemerintahan yang merupakan kekayaan negara, atau dengan kata lain aset
milik public.
· Untuk Meningkatkan integritas dan
ketersediaan sistem dan data yang digunakan oleh lembaga pemerintahan baik
dalam kegiatan internal lembaga maupun dalam memberikan layanan publik,
· Untuk Meningkatkan penyediaan informasi
yang relevan dan handal bagi para pemimpin lembaga pemerintahan dalam mengambil
keputusan dalam menjalankan layanan publik,
· Untuk Meningkatkan peranan TIK dalam
pencapaian tujuan lembaga pemerintaha dengan efektif, baik itu untuk terkait
dengan kebutuhan internal lembaga tersebut, maupun dengan layanan publik yang
diberikan oleh lembaga tersebut,
· Untuk Meningkatkan efisiensi penggunaan
sumber daya TIK serta efisiensi secara organisasional dan prosedural di lembaga
pemerintahan. Dengan kata lain, Audit Sistem Informasi merupakan suatu komponen
dan proses yang penting bagi lembaga pemerintahan dalam upayanya untuk
memberikan jaminan yang memadai kepada publik atas pemanfaatan TIK yang telah
dilaksanakan oleh lembaga pemerintahan.
G.
Tahapan
Audit Sistem Informasi
Audit sistem informasi memiliki beberapa tahapan yang dilalui dalam
proses pelaksanaannya diantaranya :
a) Perencanaan
(Planning)
Tahap
perencanaan ini yang akan dilakukan adalah menentukan ruang lingkup (scope),
objek yang akan diaudit, standard evaluasi dari hasil audit dan komunikasi
dengan managen pada organisasi yang bersangkutan dengan menganalisa visi, misi,
sasaran dan tujuan objek yang diteliti serta strategi, kebijakan-kebijakan yang
terkait dengan pengolahan investigasi.
Perencanaan meliputi beberapa aktivitas utama, yaitu:
·
Penetapan ruang lingkup dan tujuan audit
·
Pengorganisasian tim audit
·
Pemahaman mengenai operasi bisnis klien
·
Kaji ulang hasil audit sebelumnya
·
Penyiapan program audit
b) Pemeriksaan
Lapangan (Field Work)
Tahap ini yang akan dilakukan adalah pengumpulan
informasi yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data dengan pihak-pihak yang
terkait. Hal ini dapat dilakukan dengan menerapan berbagai metode pengumpulan
data yaitu: wawancara, quesioner ataupun melakukan survey ke lokasi penelitian.
c) Pelaporan (Reporting)
Setelah proses pengumpulan data, maka akan didapat data
yang akan diproses untuk dihitung berdasarkan perhitungan maturity level. Pada tahap ini
yang akan dilakukan memberikan informasi berupa hasil-hasil dari audit.
Perhitungan maturity level dilakukan mengacu pada hasil wawancara, survey dan
rekapitulasi hasil penyebaran quesioner. Berdasarkan hasil maturity level yang
mencerminkan kinerja saat ini (current maturity level) dan kinerja
standard atau ideal yang diharapkan akan menjadi acuan untuk selanjutnya
dilakukan analisis kesenjangan (gap). Hal tersebut dimaksudkan untuk
mengetahui kesenjangan (gap) serta mengetahui apa yang menyebabkan
adanya gap tersebut.
d) Tindak Lanjut (Follow
Up)
Tahap ini yang dilakukan adalah memberikan laporan hasil audit
berupa rekomendasi tindakan perbaikan kepada pihak managemen objek yang
diteliti, untuk selanjutnya wewenang perbaikan menjadi tanggung jawab managemen
objek yang diteliti apakah akan diterapkan atau hanya menjadi acuhan untuk
perbaikan dimasa yang akan datang.
Contoh Penerapan
Audit Sistem Informasi pada PT. ABC Indonesia
Pada
konsep COBIT, Delivery dan Support (DS) merupakan area yang berkaitan dengan
bidang keamanan termasuk tata kelola autorisasi dan ekripsi sistem. Audit DS-5
bertujuan untuk memastikan keamanan sistem pada Tata Kelola IT, akan digunakan
dengan framework Control Objectives for information and related Technology
(COBIT). COBIT membantu memenuhi berbagai kebutuhan manajemen dengan
menghilangkan perbedaan antara resiko bisnis, mengendalikan kebutuhan dan isu
teknis. COBIT menyediakan good practice menyeberangi kerangka domain dan proses
juga aktivitas saat ini dalam suatu struktur yang logis dan menageable. Untuk
memastikan tingkat keamanan sistem Teknologi Sistem Informasi pada PT. ABC
Indonesia, perlu dilakukan audit untuk mengukur tingkat keamanan sistem Teknologi
Informasi yang ada. Hasil audit yang dilakukan terhadap keamanan sistem
mengindikasikan telah adanya pengelolaan keamanan sistem yang cukup baik, namun
masih ditemukan beberapa lubang keamanan yang harus ditindaklanjuti untuk
meningkatkan kualitas keamanan sistem. Pada level mature, PT. ABC Indonesia
telah memiliki rencana keamanan, yang diarahkan dengan analisis resiko bagi
penciptaan solusi. Dar audit sistem tersebut beberapa rekomendasi dapat
diberikan untuk mengurangi lubang keamanan bagi peningkatan kinerja keamanan
Sistem Teknologi Informasi.
Perkembangan
teknologi informasi yang dinamis akan mendorong terjadinya perubahan peta
bisnis ekspedisi. Berdasar pada fenomena tersebut, PT. ABC Indonesia sebagai
Badan Usaha Negara yang bergerak dibidang ekspedisi, jasa dan keuangan, harus
dapat secara kreatif dan inovatif menciptakan produk dan layanan dengan
ketahanan operasional yang dijamin dengan keberlangsungan sistem. Pemanfaatan
teknologi informasi untuk mendukung kinerja PT. ABC Indonesia menjadi suatu
alternatif yang dipilih untuk tetap dapat bertahan dan mencapai keunggulan
kompetitif pada bisnis ekspedisi dan turunannya. Pemanfaatan teknologi
informasi untuk mendukung bisnis PT. ABC Indonesia menimbulkan konsekuensi
pengelolaan sumber daya teknologi informasi. Banyak faktor yang harus
diperhatikan dalam pengelolaan teknologi informasi sebagai sumber daya bagi
pencapaian bisnis obyektif.
Terkait
dengan definisi Critical Succes Factors dan terminologi kunci indikator tujuan
dari Teknologi Sistem Informasi pada PT. ABC Indonesia, mengedepankan integrasi
dan standarisasi pada mekanisme yang mendukung keberlangsungan operasional
organisasi, dimana hal ini akan memiliki konsekuensi pada pengelolaan teknologi
informasi nya sebagai suatu aset penting organisasi. Teknologi informasi perlu
diamankan dari gangguan yang dapat mengakibatkan terputusnya nilai manfaat dari
teknologi informasi, sebagai prasyarat keberlangsungan operasional dari
organisasi. Dari arti penting dan dorongan kebutuhan terhadap teknologi
informasi bagi pencapaian tujuan PT. ABC Indonesia, perlu dilakukan pengamanan
terhadap sistem teknologi informasi yang ada pada PT. ABC Indonesia.
Referensi
:
4 http://sisteminformasiaudit-sia.blogspot.co.id/2011/12/peranan-audit-sistem-informasi-manfaat.html
Komentar
Posting Komentar